Kamis, 17 Juli 2008

Eksistensi Gepeng

Bukan pemandangan yang aneh di Kota Jakarta ini jika melihat para saudara-saudara kita yang tidak beruntung secara finansial bertebaran di seluruh sudut bahkan pusat kota Jakarta. keberadaan mereka memang sangat mudah dijumpai mulai dari lampu merah, trotoar, sampai pinggiran toko-toko kelontongan.
Yups..mereka adalah para gelandangan dan pengemis. Umumnya mereka di dominasi oleh kaum urban yang memang datang ke Jakarta dengan peruntungan tanpa skill yang memadai. Pepatah ibu tiri lebih kejam dari ibukota mungkin memang benar adanya, di Jakarta tanpa ada tujuan jelas makan tak akan ada yang peduli. Individualistis mungkin memang bukan sebuah pilihan kepribadian tetapi individualistis menjadi suatu senjata yang mungkin dapat menjaga diri dari orang-orang yang mungkin berbuat buruk. karakter ini terbentuk dengan sendirinya dan cenderung orang-orang yang menciptakan kapsul kehidupannya sendiri yang menyebabkan minimnya rasa kepedulian sosial yang membuat jurang kesenjangan makin melebar.
Eksistensi gepeng ini tidak dapat di pandang sebelah mata, sikap menyalahkan pemerintah pun sepertinya tidak adil jika diambil dalam menghadapi permasalahan ini karena bagaimanapun juga ini merupakan tanggung jawab kita bersama. Kelekatan kita dengan mereka memang tidak sedikit membuat kita jengah dan mau ga mau tak ambil pusing dengan semuanya. Coba kita menghitung secara kasar setidaknya dalam sehari kita tidak dapat melihat gepeng 4-6 orang/hari (dengan asumsi kita tidak diem di rumah), saat kita berangkat kantor/sekolah/suatu tempat dengan jasa angkutan umum (metromini, kopaja, mikrolet) pasti akan ada pengamen dan sedikitnya dua orang dalam satu bis. begitupun pas jam pulang pasti akan ada pengamen atau pengemis di sekitar kita.
Gepeng merupakan bentuk keseharian di kota-kota besar, seperti Bandung juga ada banyak kantong gepeng yang tersebar diseluruh kawasan kota kembang ini misalnya di kawasan simpang dago, lampu merah-lampu merah, perempatan dan di dekat-dekat pusat perbelanjaan.
Manusia memang diciptakan berbeda dengan tujuan bisa saling menerima satu sama lain. hanya masalahnya bisakah kita saling berbagi????
*) maaf postingan nya kayak ga nyambung ga tau knp akhir-akhir ini sering pusing tiba-tiba pengkihatan jadi double wae...hiks..hiks...aku harap semuanya akan baik-baik saja

Tidak ada komentar: