Senin, 14 Juli 2008

Tanahku Papua....

Seperti tikus mati dilumbung padi? Pernahkah anda dengar peribahasa tersebut? Mungkin jika yang bersekolah diluar negeri ga bakalan tau arti dari peribahasa tersebut karena sangat mungkin disana tidak ada pelajaran bahasa Indonesia secara intensif. Tapi bagi saudara-saudara sebangsa dan setanah air yang menghabiskan masa SD nya di ibu Pertiwi kita tercinta ini pasti tau ataupun setidaknya pernah mendengar peribahasa tersebut (kalo ga salah dipelajari di bangku kelas empat SD dalam mata pelajaran bahasa Indonesia tentang peribahasa) Bagi yang mungkin tidak tahu artinya Saya akan coba analogikan dengan keadaan bangsa kita sekarang ini…(tulisannya sekarang agak nasionalisme dikit ah…meskipun 17an masih lama)

Wilayah Indonesia timur terdiri atas Provinsi Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat dan Nusa Tenggara Timur. Kelima provinsi tersebut diatas memiliki fungsi sebagai kawasan andalan maupun kawasan strategis nasional (mengutip omongan atasan saya pada waktu rapat)…nah, karena fungsinya tersebut maka kawasan timur Indonesia membutuhkan perhatian ekstra dari pemerintah untuk pembangunannya..maka dari itu wilayah Indonesia Timur disebut Kawasan pengembangan Baru. Tetapi….yang terjadi dilapangan ternyata kadang tidak sesuai dengan harapan, kita bisa lihat buktinya dari kehidupan masyarakat di Indonesia bagian Timur itu sendiri.

Dalam tulisan ini saya akan mengambil contoh Tanah Papua (Baca: Provinsi Papua Barat dan Papua)…Tanah Papua memiliki kekayaan alam yang begitu melimpah dan sangat bisa mencukupi kebutuhan masyarakat Papua Seharusnya…Tetapi, masyarakat disana malah identik dengan keterbelakangan dan kemiskinan. Padahal disisi lain PT. Freeport ataupun karyawannya (biasanya diambil dari lulusan perguruan tinggi yang memang berkualitas dii tanah Jawa) bisa hidup dengan makmurnya? Apa ini bukan keironian yang sudah diluar batas kewajaran…menyedihkan? Masyarakat disana sangat lekat dengan keterbelakangan (mohon maaf, tapi sekarang sudah banyak dari tanah Papua orang-orang yang berpendidikan dan berkualitas) mungkin ini yang menjadi alasan sangat jarang ada penduduk asli yang bekerja di perusahaan swasta tersebut. Apakah ini adil? Masyarakat disana hidup dengan kemiskinan sementara kekayaan yang mereka miliki dibawa ke negeri orang! Kompensasi? ini juga saya pikir bukan sebuah solusi yang terbaik, yang ada juga malah menina bobokan masyarakat sehingga dibuat seolah tidak merasa kalo harta kekayaan alamnya terkuras habis? Hiks..hiks..Saya selalu merasa ingin menangis menyadari kalo ini semua ada di depan mata kita dan tidak bisa berbuat banyak, padahal mereka semua saudara kita dan sahabat kita…

Pemerintah mungkin sudah mengambil berbagai macam kebijakan untuk pengembangan di Tanah Papua ini, Tapi sungguh saya masih merasa sangat tersakiti melihat keterbelakangn, kemiskinan dan kebodohan ini..Saya ingin sekali berbuat banyak..membantu mereka dan mereka bisa menjadi raja dan mengelola tanah mereka untuk kesejahteraan. Sehingga tidak ada lagi kekayaan Indonesia yang mengalir ke Bangsa asing..Bahkan Saya sering bertanya? Kita sudah merdeka lebih dari 60 tahun? Tapi kenapa kita masih di jajah dan dibodohi? hiks…hiks…

Untuk Saudaraku di Tanah Papua,
Bangsa ini memang terluka
Ibu pertiwi ini memang tersakiti
Negeri ini tengah meratap
Tapi, Harapan dan Semangat harus ada tanpa sakit dan luka
Untuk Saudara-saudaraku yang membantu bangsa asing
Apakah Anda cukup tega melihat Bangsa ini terluka?

(tulisan ini hanya curat-coret belaka, tidak ada unsur provokasi di dalamnya, ini hanya bentuk keprihatinan anak Bangsa yang begitu mencintai Wilayah Timur, curat-coret ini dibuat dengan alasan nasionalisme semata)

Tidak ada komentar: