Selasa, 15 Juli 2008

Jemputan oh jemputan.......

bangun..mandi...pake baju...nunggu jemputan kantor...berangkat........

rutinitas yang biasa setiap pagi senin sampe jumat, bahkan sangat biasa dan semakin lama sedikit membosankan...

Tetapi, ada yang patut disyukuti dari semua itu...alhamdulilah sampai sekarang aku masih bekerja..(Luv u Allah)..

Suasana di jemputan pun akan biasa pula suara berisik penumpang jemputan yang mayoritas ibu-ibu (aku sempet bertanya perasaan di Jakarta yang aku liat tiap pagi yang berangkat ke kantor banyakan ibu-ibu, bapak-bapaknya kemana ya?), ada seorang ibu yang selalu mengoceh dari mulai nunggu jemputan sampai turun kembali dari jemputan. Kayanya kata yang dia ucapkan selama di jemputan ajah udah lebih dari seribu kata (padahal menurut hasil survei 'orang cerewet' setiap hari berkata 10000 kata) dan hasil teori ini di patahkan dengan begitu mudahnya oleh si ibu ini. Mari Berhitung!!! di jemputan yang waktunya sekitar 1 jam setengah saja udah lebih dari seribu kata, coba dikalikan berapa ribu kata yang harus dia ucapkan dalam setiap harinya...(untuk menjaga nama baik korban nama sengaja tidak disebutkan) dan sialnya hari ini dia duduk persis di belakang...oh my god aku yakin tak bisa menikmati winamp nya Pak Udin (supir jemputan) kali ini...penderitaaan itu makin di tambah dengan numpangnya ibu-ibu yang memang biasa ikut tetapi freelance (maksudnya tidak setiap hari ikut dan bukan member jemputan) dan sang ibu ini mempunyai side job yaitu 'Berjualan gorengan' wididddddddiiih...pagi-pagi...tanpa sarapan, macet, panas, silau matahari dari jendela, tambah bau gorengan yang menyengat dan membuat pusing 10 keliling (lebih dari 7 keliling), tetapi apa mau dikata jemputan ini merupakan salah satu fasum (fasilitas umum) karyawan yang otomatis akan ada beragam mahkluk di dalamnya..dan sang ibu gorengan tercinta pun duduk persis di sampingku..dan mau ga mau aku terlibat langsung dengan gorengan-gorengan keritingnya sebenarnya dia tidak hanya jual gorengan seh tapi gorengan dkk. Ada pastel (isi sayuran dalam perut gemuk yang renyah), kue pelangi (kue segiempat berwarna cute ditaburi kelapa dan yang kue dengan status top request alias yang paling sering dipesen), bakwan atau bala-bala kalau di Bandung (bentuknya tipis banget kayak peyek tapi minyaknya widiiih bikin naik berat badan pe 2 kg), onde-onde (kue bulat dengan lapisan wijen), lontong (isinya oncom dengan taste yang extra hot), lemper (isi ayam dan dibakar sehingga bau daun pisang kebakar mengharu-biru ke atap jemputan),dan kue-kue lain yang tidak populer atau mungkin aku memang tak mengenal namanya..hehe..

tetapi sayang seribu sayang dibalik semua kue yang menambah selera makan tersebut tampilan si ibu tidak se menggairahkan kue-kue nya..kalo boleh aku deskripsikan : ibu gorengan selalu memakai baju merah dengan rok biru donker (ini tiap hari dia pakai dan aku tak pernah liat dia ganti style), rambutnya panjang sampai ke pinggang kadang kalo ketinggalan jemputan rambutnya terurai begitu saja dan berantakan (mirip beranak dalam kubur), dan selalu membawa plastik-plastik berisi kue-kue yang harus ditenteng oleh 2 orang saking banyaknya, beruntung dia punya tukang ojek yang setia selalu mengantarkannya ngejar jemputan, dan hari inipun si ibu berstyle yang sama dengan tukang ojek yang sama pula...sungguh pemandangan yang monoton...GUBRAKKKK...(kaya lagu intan...) beliau menjatuhkan dagangan persis di sebelahku...aku terdiam (saking terkejutnya atau malah jantungan saking kagetnya)..aku perhatikan gerak-geriknya dari awal pe akhir..dan satu kesimpulan..iiiih jorok banget seh...kebayang ga (tolong bayangkan dunks)...pas sampai dia langsung sisir rambut dan sisir rambutnya item banget, kotor, dekil dan banyak rambutnya..hueks...trus kemudian dia itung uang buat kembalian, selanjutnya ngomong-ngomong banyak dengan penumpang yang pesen makanan dengan heboh...kemudian tanpa alas tangan, jepitan atau sesuatu yang berfungsi sebagai media penghantar antara tangan dia dan makanan.bakwan 2, tahu 2, pelangi 2 begitulah kira-kira request dari penumpang lain dan sepertinya memberikan kontribusi yang sangat besar dalam polusi suara di jemputan ini. Entah mungkin karena sudah terlatih si ibu gorengan mengambil kue-kue nya tanpa melihat..huahhh...tanpa cuci tangan pula...duh jadi pingin muntah waktu itu..bener-bener deh...asli dari situ aku langsung bersumpah yang aku beri nama sumpah gorengan (tingkat ke absahan sama dengan sumpah palapa atau bahkan mungkin sumpah pocong) hehe..'Aku bersumpah demi aku yang tetap imut dan selalu imut kalo aku tidak akan beli gorengan si ibu lagi kecuali aku mau makan gorengan yang di campur ketombe...' TIDAK.....

Jemputan...

terima kasih kau telah mengantarkanku...

Pak Udin engkau begitu setia dengan penumpangmu

layaknya romi dan yuli...

laela majnun dan rojali juleha...

huhahaha...

besok di jemputan ada cerita apa lagih yah....

to be continue....







Tidak ada komentar: