Rabu, 23 Juli 2008

Get Married!!!!

Suatu pagi ditempat yang memang sangat tidak layak untuk dijadikan tempat bergosip, tetapi bagi kaum hawa 'every where' bisa dijadikan tempat yang nyaman buat bercuap-cuap segala hal.


Termasuk pagi ini sesampainya dikantor (jam 08.00 WIB lebih lah), diruangan belum ada tanda-tanda kehidupan, dan kebetulan seorang teman mengajak Dhuha bersama..daripada sendirian dengan teman sepertinya lebih baik lagian ajakan ibadah ga baik ditolak..hehe..


Mba Weni harum namanya (kayak Lagu Ibu Kita Kartini)...hehe..beliau adalah rekan kerja beda subdit tapi memang kita sering pergi bareng (ssst..mba weni ini orangnya penuh pertimbangan dan selalu berhati-hati dalam hal apapun, selalu serius dan stabil secara emosi), seperti biasa numpang shalat di gedung sebelah memang lebih nyaman dibanding di gedung sendiri yang panas (karena AC nya ga nyala), pengap (ruangannya terlampau kecil) bahkan gelap.


Pembicaraan dimulai dari udara (ini sebagai suatu istilah pembicaraan yang ngalor-ngidul seperti udara) dan STOP..sampai pada suatu topik yang ehm...jarang banget kita bicarain..Menikah!!!!!!


Huahaha..geli juga mikirin nikah, ehm..menjadi ibu rumah tangga, menjaga anak, mengurus suami dan memasak..topik dimulai dengan yang namanya JODOH...ada beberapa pertanyaan yang terfikir oleh kita berdua :

1. Benarkah cowok kita sekarang adalah calon suami kita?

2. berapa persen keyakinan bahwa cowok kita adalah calon suami kita?

3. Dengan siapakah kita akan menikah?

4. Kapan kah kita menikah?

Silahkan temukan jawabannya masing-masing.


Bagaimanapun keyakinan dan kepercayaan adalah hal yang paling mendasar dalam menjalin hubungan meskipun pada akhirnya kita memang tidak berjodoh dengan pasangan kita saat ini, keikhlasan merupakan satu-satunya jawaban yang paling tepat saat terjadi kemungkinan yang paling buruk sekalipun. Benarkah? Bukankah tak jarang kita malah merasa diri begitu sial saat apa yang kita yakini tak terjadi sesuai dengan keinginan..entahlah..jawaban ada pada diri anda masing-masing!!


Jadi inget tadi malam di sms temen SMA ( Pernah SMA dulu ga yah??? He..)dia mo nikah, pingin dateng tapi sayang ga bisa dateng ui...lagi ke daerah (lumpsum...luv u..huahaa....'ini hanya dapat dipahami oleh orang-orang tertentu'), btw, doanya semoga jadi keluarga yang sakinah, mawadah, warahmah (konsumsi massal banget ga seh doanya? amin)


Ehm..balik lagih..MENIKAH...kata yang sederhana tapi implementasinya ga sesederhana itu, ada banyak hal yang harus dipertimbangkan karakter, sifat, keluarga, kestabilan emosi dan materi tentu saja..hehe... (minimal punya uang buat bikin surat nikah deh). Tapi kesiapan kayaknya lebih penting dari semua itu..


Siap ga yah?? HARUS SIAP..waktu ga bisa nunggu..ibadah juga ga boleh nunggu..jadi kalo ga sekarang kapan lagi???


So, buat cewek-cewek yang tiba-tiba dilamar jangan ragu bilang...'I do'..huehehehe...

Dan setelah itu selamat datang kehidupan masa depan dengan seseorang yang selalu menemani dan ada di samping kita..Amin...


(ditulis tanggal 24 Juli 2008 sambil dnegerin lagu Putih-Bersamamu)


'Semoga tulisan ini dapat menginspirasi orang-orang untuk segera menikah...Amin..


2 komentar:

Anonim mengatakan...

Sebagai pekerja kantoran dan akan segera resign sesaat sebelum menikah, gw juga mempunyai kekhawatiran yang cukup menganggu. Apalagi membayangkan harus memasak pula (secyara gw paling anti masak sejak dahulu kala). Tapi sekarang sudah 3 bulan berlalu sejak pernikahan kami dan gw merasa sangat enjoy menjadi ibu rumah tangga sekaligus membantu bisnis suami.
Mungkin point yang terpenting sebelum memutuskan menikah adalah dengan memilih pasangan yang sehati, sejiwa dan cocok di segala hal. Sehingga semua rintangan dapat diatasi berdua.

Anonim mengatakan...

Ada 4 hal yg menjadi hak prerogatif Allah..
1. Kelahiran
2. Rejeki
3. Jodoh
4. Kematian

Kita tak pernah tahu siapa jodoh kita yang sesungguhnya sampai kita benar-benar menjadi pasangan suami istri.

Kecocokan yang dibangun sebagai kesepahaman bukanlah ukuran untuk menentukan jodoh atau tidaknya.

Yang terpenting, ketika kita sudah yakin atas pilihan kita, jangan pernah ragu untuk melangkah ke perkawinan.

Dan keyakinan itu harus dilandasi oleh kesadaran dalam kerangkan ibadah. Pernikahan adalah ibadah.

Tabik...